Yang Kekal menurut Ar-Razi

Lima yang Kekal menurut Ar-Razi
September, 2009 

Bahasan yang sebentar lagi anda simak hanya simak bukan baca ini adalah merupakan sambungan dari artikel yang ini.

Seperti yang sudah di singgung di artikel sebelumnya bahwa di samping Tuhan, Ar-Razi juga meyakini adanya sesuatu yang lain yang juga bersifat kekal /abadi dalam arti tidak bermula dan tidak berakhir.

Doktrin Ar-Razi mengenai hal yang kekal abadi ini di kenal dengan “Lima yang Kekal”. Lima yang Kekal itu menurut Ar-Razi adalah : Tuhan, Jiwa Universal/Roh, Materi Pertama, Ruang Absolut dan Waktu Absolut.

Dua dari lima kekal itu menurutnya bersifat hidup dan aktif yaitu Tuhan dan Roh. Satu yang lainnya bersifat tidak hidup dan pasif yaitu Materi, dan dua sisanya bersifat tidak hidup, tidak aktif dan tidak juga pasif yaitu Ruang Absolut dan Waktu Absolut.

A. Tuhan, Roh dan Materi
Sebenarnya mengenai Kekekalan Tuhan ini Ar-Razi tak pernah mengajukan pembuktian apa pun. Itulah sebabnya pernyataan ini lebih mendekati sebagai pernyataan aksiomatik ketimbang empirik dari Ar-Razi.

Itulah sebabnya disini (meskipun sifat Materi dengan Tuhan dan terutama Roh berbeda) saya satukan saja pembahasannya karena justru di bab Materi inilah saya banyak menemukan pembahasan tentang Roh. 

Menurut Ar-Razi materi adalah kekal karenacreatio ex nihilo (penciptaan dari tiada) merupakan hal yang tak mungkin kalau tidak disebut mengada-ada. Keabadian materi dapat didemonstrasikan dengan dua cara yaitu yang pertama; penciptaan, yaitu tindakan materi yang sedang dalam pembentukan, mensyaratkan (adanya) bukan saja seorang pencipta yang telah mendahuluinya, tetapi juga sebuah substratum atau materi dimana tindakan
Itu melekat. Salah satu contoh yang diajukan Ar-Razi tentang kekekalan materi adalah bahwa Tuhan tidak menciptakan semua hal dari tiada, dan salah satunya adalah tentang penciptaan dunia ini. Dunia menurut pendapatnya diciptakan dari materi tanpa bentuk dan bukan dari abra kadabra. Nah, materi tanpa bentuk yang menjadi bahan pembuatan dunia inilah yang kemudian diyakini telah ada bersama Tuhan yang juga tak berawal itu. Jadi, karena Tuhan kekal maka bisa dipastikan bahwa materi juga kekal.

Meskipun materi itu kekal, bukan berarti alam juga kekal. Alam tidak kekal, karena seperti halnya tubuh, alam pun bisa hancur. Nah ketika alam dan tubuh ini hancur maka materi dan roh kemudian akan kembali ke asalnya semula.

Jika keadan ini kemudian ditarik kepada masalah adanya surga-neraka yang juga diyakini keberadaannya oleh Ar-Razi, maka setelah Roh bersih (setelah melewati masa loundry yang menyakitkan) maka sang roh ini akan kembali ke asalnya semula yaitu di surga sono, berbaur dengan materi semula.

Ruang Absolut dan Waktu Absolut
Mengenai hal ini Ar-Razi membuat perbedaan antara Zaman absolut dan Zaman terbatas, yaitu antara ad dahr (duration) dan al waqt (time). Yang pertama kekal, dalam arti tidak bermula dan tidak pula berakhir, tak dapat diukur dan tak terbatas. Sedang yang kedua sebagai sesuatu yang dapat diukur dan terbatas serta disifati oleh angka-angka.

Untuk memahami waktu absolut yang sama sekali lepas dari alam semesta yang diciptakan dan geraknya, menurut Ar-Razi kita harus sama sekali meninggalkan gerak segenap langit dan timbul tenggelam matahari dan planet-planet untuk kemudian memusatkan perhatian kepada konsep murni tentang gerak keabadian yang baginya sama dengan waktu absolut tadi. Dalam hal ini, waktu absolut disamakan dengan perulangan abadi, yang mendahului timbulnya waktu particular, dan dengan penciptaan dunia yang terjadi berbarengan dengan gerakan segenap langit.

Mengenai kenapa Ruang pun dianggap kekal ini berkaitan dengan konsep materi, yaitu bahwa materi memerlukan sebuah locus tempat ia berada yakni ruang. Nah, karena materi itu kekal maka dengan sendirinya ruang pun ikut kekal.

Dan karena sifat ruang adalah sebagai yang tidak tergantung kepada tubuh dan ukuran (dimensi), maka oleh karenanya ruang ini tidak terbatas dan lagi kekal.

Senin, 07 September 2009

Minggu, 06 September 2009